Sebagian kecil tokoh-tokoh tersebut sudah

Seorang lagi Wahid penerangan partai.

Dahnial dan Wahid masih keluarga karib Pak Natsir.

Sehari-hari saya intim bergaul dengan keduanya.

Malah sering diajak ke rumah Pak Natsir Ramai staf ramai makan siang di sana.

Saya saksikan betapa tak putus-putusnya tamu Pak Natsir berdatangan sejak pagi sampai malam, bagaikan rumah Pak Natsir adalah rumah dokter praktek saja.

Tak cuma orang- orang Republik seperti Sultan Hamengku Buwono IX, Mr Asaat, Dr.

Halim, Mr Sjafruddin Prawiranegara, Mr.

Roem, Prawoto Mangkusasmito, dan lain-lain, tapi juga tamu-tamu orang asing.

Sebagian kecil tokoh-tokoh tersebut sudah

Kepala Penerangan Partai, Kolonel (Purn) Sjarif Oesman mantan perwira menengah Komandemen Sumatra Stafnya banyak orang awak seperti Zoebir Oesman, Tamar Djaja, Anwar Rasjid, dan lain-lain.

Di Kramat 62 ini juga berkantor Sekretariat Jenderal Badarn Kontak Organisasi Islam (BKOI]).

Sekjennya Gaffar Ismail orangtua penyair kondang Taufik Ismail-waktu itu ia masih murid Sekolah Dasar Gaffar Ismail tempo doeloe tokoh terkemuka Permi (Per- satoean Moeslimin Indonesia) sebuah organisasi politik Sumatra Barat , yang berpusat di Bukittinggi.

Tindak-tanduk Permi terang-terangan menantang kolonialisme Belanda.

Beliau juga disebut sin semangat kebangsaan.

Sama halnya dengan Mochtar Lu ga podium yang beragitasi membangkitkan dan Ijas Jakoeb mereka bertiga bersama dengan Djamaludin di Datuk Singo Mangkuto diasingkan ke Digul sarang malaria 85 Jakarta, 1950-an Menggeluti Dunia Pers R partai ini, juga ikut bergabung sekretariat zanisasi badan otonom partai seperti SBII (Serikat Buruh Indonesia), STII (Serikat Tani Islam Indonesia), SDII t Dagang Islam Indonesia), dan SNII (Serikat Nelayan DI KANTO (Serika Islam Indonesia) Di Sekretariat Masyumi inilah saya mengenal beberapa tokoh partai seperti Dr Soekiman Wirjosandjojo, K.H.

Hafni Abu Hanifah, dan N Soenarjo Mangunpuspito.

Sebagian kecil tokoh-tokoh tersebut sudah pernah saya dengar dan mengetahui sepak terjangnya, tetapi sebagian besar masih asing bagi saya.

Pernah saya lihat kunjungan H.

Agoes Salim yang dijuluki "Grand Old Man" Karena induknya Masyumi saya juga melihat kedatangan beberapa tokoh organisasi anggota otonom partai seperti K.FH.

Wahab Hasbullah, Rois Aam NU (Nahdlatul Ulama sebelum pisah dengan Masyumi), KH.

Hafni Abu Hanifah, dan N Soenarjo Mangunpuspito

Bagoes Hadikoesoemo (Muham- a madiyah), Tengku Mohammad Daud Beureueh dari PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh), dan K.H.

Abdul Halim dari PUI (Persatuan Ummat Islam) Sekali-sekali datang K.H.

Hasan pendiri Persis (Per- satuan Islam), guru-besarnya Pak Natsir, tapi muridnya ini lebih acap mendatangi rumah beliau di Kebun Kacang ka wasan Tanah Abang.

Dari Medan Abdul Rahman Sjihab Jamiatul seocrypt Washliyah), Ahmad Rasjid Sutan Mansjur (Muham- madiyah Sumatra Barat sebelum terpilih jadi Ketua Pengurus Besar Perserikatan tersebut).

Ada pula tokoh-tokoh Al ittiadiyah yang berpusat di Medan, dan Mathlaul Anwar dari Banten.

Saya pun cepat mengenal tokoh-tokoh Masyumi Wilayah seperti Amelz (Abdul Munaf el Zamzami) dari Aceh, Oedin Sjamsoeddin dan Mawardi Noor (Sumatra Utara), Buya Datuk Palimo Kajo (Sumatra Barat), M.O.

Bafadhal (Jambi), KH Achmad Azhari, K.H.

Tjik Wan dan Djadil Abdullah (Sumatra Selatan), R.A.

Comments

Popular posts from this blog

Aqiqah Bandung Timur : MUFFIN ADALAH CARA KHUSUS UNTUK MENIKMATI BLUEBERRIES

1000 lebih daftar wisata di indonesia yang sering di kunjungi oleh turis

Harian lain yang saya kirimi surat tanpa tanda