Posts

Showing posts from February, 2019

Kamu kebanyakan nonton sinetron kali!" Terangnya diakhiri canda

Moethalib Moro, asal Matur Bukittinggi dan Kepala Reserse Sosro Danoekoesoemo asal Madura. Dua orang ini sehari-hari lang- ganan wartawan. ACHMAD Buchari, ipar Amir Thaib, SH mantan Sekwilda umatra Barat, saya kenal sebagai seorang pemuda Islam Bilang cowok antiklah, ketinggalan jamanlah dan sebagainya Dikira, ledekan mereka sudah selesai. Ehh, rupanya masih penasaran juga terutama si bigos Pita ini. Pake basa-basi segala. Sudah tahu, nanya! Ganteng sih pangeran lo itu Wi. Tapi hemmmhh… penampilannya terlalu seder- hana buat lo. Sikapnya juga kikuk banget Kayaknya, dia lebih dewasa dari lo. Dapet darimana tu makhluk? "Bukan urusan lo!" Dengan muka sebal Dewi berjingkat menghindari si biang gosip itu. Ehh tak tahu dirinya, Pita malah menguntit lang kahnya. Lo tuh aneh. Si Aga yang naks ngah mampus lo suekin. Cowok yang kayak gitu lo demenin. Kamu kebanyakan nonton sinetron kali!" Terangnya diakhiri canda Udah kelilipan debu berapa ton mata lo

Harian lain yang saya kirimi surat tanpa tanda

Kemudian saya ketahui, hari itu terjadi apa yang di- namakan Peristiwa 17 Oktober yakni usaha kudeta Angkatan Darat terhadap Presiden Soekarno. Moncong beberapa pucuk meriam dihadapkan ke Istana Merdeka, tempat kediaman Kepala Negara. Akibat percobaan kudeta yang gagal itu, beberapa ruas jalan raya macet. Perjalanan dengan kendaraan tak bisa dilanjutkan. Saya takut terlambat. Saya ambil putusan, jalan kaki bergegas ke pelabuhan tempat testing itu. Sekitar empat kilometer jaraknya berjalan di bawah terik matahari pagi. Dada saya terasa sesak, napas terengah-engah. Tak sampai 10 menit setelah tiba di tempat testing, saya dipanggil dokter Diperiksa ini, periksa itu. Waktu giliran pada dada saya, dokter Belanda itu geleng- geleng kepala. Dinyatakannya saya menderita penyakit jan- tung, tidak layak menjadi pelaut. Saya dinyatakan afgekuur alilas tidak lulus tes. Dada saya terasa sesak, napas terengah-engah Maka gagallah saya ke Negeri Belanda Saya sebenarnya yakin,

Kapal mewah 95 Beberapa Pengalaman Lapangan rapi

Tentu saja saya penuhi sebab menyangkut ikatan moril. Lokasi kantor Abadi lebih dekat. Di pojok Jalan Kebon Sirih dan Medan Merdeka Timur. Jika pergi ke kantor Keng Po halaman,satu di antaranya halaman untuk iklan. WARTAWAN HARIAN "ABADI" (M Pemim anjuran tersebut 91 Beberapa Pengalaman Lapangan "Diding kan kini sudah jadi Gubernur Bank Indonesia, biar aku membiayainya,"jawab sang anak "Nggak, supaya afdal, biar dengan jerih payah emak sendiri," reaksi bundanya. Itu pada suatu hari Minggu sore waktu kami akan kembali ke Jakarta. Dialog tersebut dengan bahasa Sunda-Banten dan bisa saya pahami maksudnya, Saya juga pernah mendampingi beliau mengunjungi Karawang menghadiri rapat Partai Masyumi. Itu pada suatu hari Minggu sore waktu kami akan kembali ke Jakarta. Saya ditempatkan satu tempat tidur bersama Mang Diding enginap Di antara pemuka Masyumi Muslimat jadi tuan-rumah di sana adalah orang awak Rosnidar asal Payakumbuh. Dia pemah mevakili M

Partai gudang orang-orang pandai ini tak berhasil meraih suara terbanyak

Basjid (Lampung), Djaja Rachmat dan Sjafei dawa Barat) dan Sadli Hasan dari Serang, Selanjutnya A.R. 87 Jakarta, 1950-an: Menggeluti Dunia Pers Tugas saya mulanya mengetik berita di atas sheet. Naskah berita disiapkan oleh Wahid-yang akrab saya panggil Uda Buyung. Hasil stensilan, dilipat dan diberi alamat. Pesuruh kantor mengeposkan. Belum beberapa kali penerbitan bulletin tersebut, saya sudah bisa melakukan proses editing dan rewriting, Sekali- sekali saya yang adakalanya masih pakai celana pendek disuruh meliput kegiatan beberapa pimpinan partai yang menghadiri konferensi wilayah dan cabang partai. Dengan cara demikianlah pertama kalinya saya belajar atau ditugaskan sebagai reporter, yaitu reporter bulletin partai Masyumi BIMBINGAN PAK NATSIR Bulletin Masjumi adalah suara resmi partai. Kualitasnya harus terjaga dari semua segi. Karena itulah saya juga memperoleh bimbingan langsung dari Ketua Umum Masyumi, Mohammad Natsir Pak Natsir sangat cermat. Saya sering beliau

Sebagian kecil tokoh-tokoh tersebut sudah

Seorang lagi Wahid penerangan partai. Dahnial dan Wahid masih keluarga karib Pak Natsir. Sehari-hari saya intim bergaul dengan keduanya. Malah sering diajak ke rumah Pak Natsir Ramai staf ramai makan siang di sana. Saya saksikan betapa tak putus-putusnya tamu Pak Natsir berdatangan sejak pagi sampai malam, bagaikan rumah Pak Natsir adalah rumah dokter praktek saja. Tak cuma orang- orang Republik seperti Sultan Hamengku Buwono IX, Mr Asaat, Dr. Halim, Mr Sjafruddin Prawiranegara, Mr. Roem, Prawoto Mangkusasmito, dan lain-lain, tapi juga tamu-tamu orang asing. Sebagian kecil tokoh-tokoh tersebut sudah Kepala Penerangan Partai, Kolonel (Purn) Sjarif Oesman mantan perwira menengah Komandemen Sumatra Stafnya banyak orang awak seperti Zoebir Oesman, Tamar Djaja, Anwar Rasjid, dan lain-lain. Di Kramat 62 ini juga berkantor Sekretariat Jenderal Badarn Kontak Organisasi Islam (BKOI]). Sekjennya Gaffar Ismail orangtua penyair kondang Taufik Ismail-waktu itu ia masih murid Se